Rabu, 14 Desember 2011

FISSILMI KAAFFAH


        Pemahaman yang beredar dalam khasanah sufistik, tasawuf atau mistik Islam bahwa perjalanan spiritual itu dimulai dari menjalankan syariat, memasuki jalan suluk tarekat dengan berdzikir, kemudian berolah pikir di aras hakekat, hingga berujung pada mengenal Tuhan setelah bermakrifat/ bertemu dengan-Nya.
       Mohon maaf bila pemahaman tersebut perlu didekonstruksi dan didiskusikan ulang. Sebab keyakinan kita atas hal itu bisa jadi salah.
Menurut saya, proses bahwa perjalanan spiritual itu justeru tidak dimulai dari syari’at, tarekat, hakikat, hingga ma’rifat. Namun lihatlah perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW, teladan umat muslim justeru yang terjadi adalah kebalikannya:
Perjalanan spiritual justeru dimulai dari MA’RIFAT, TAREKAT, HAKIKAT dan akhirnya sampai pada SYARIAT.
       MAKRIFAT adalah bertemu dan mencairnya kebenaran yang hakiki: yang disimbolkan saat Muhammad SAW bertemu Jibril, HAKIKAT saat dia mencoba untuk merenungkan berbagai perintah untuk IQRA, TAREKAT saat Muhammad SAW berjuang untuk menegakkan jalanNya dan SYARIAT adalah saat Muhammad SAW mendapat perintah untuk sholat saat Isra Mikraj yang merupakan puncak pendakian tertinggi yang harus dilaksanakan oleh umat muslim.
Itulah sebabnya, SYARIAT SHOLAT ADALAH PUNCAK PENDAKIAN SPIRITUAL yang terkadang justeru dilalaikan oleh kaum sufi dan para ahli spiritual. Padahal, Nabi MUHAMMAD SAW memberi tuntunan tidak seperti itu.
        SHOLAT adalah komunikasi tertinggi serta pertemuan antara TUHAN dan MANUSIA. Sholat juga merupakan PERTEMUAN TITIK MODULASI DIMENSI YANG LAHIR DAN BATIN ANTARA TUHAN YANG MAHA LAHIR DAN MAHA BATIN dengan manusia yang merupakan makhluk satu-satunya yang memiliki SDM untuk mempertemukan titik temu dari dua dimensi tersebut dalam dirinya.
        TITIK TEMU itu terletak pada KESADARAN. NAH, Bagaimana penjelasan tentang PERJUMPAAN TUHAN dengan MANUSIA? Monggo KITA sholat dengan khusyuk. CARI TITIK PALING HENING dan NIKMATILAH WAJAH TUHAN DAN BERMESRAANLAH DENGAN DIA, YANG MAHA TERKASIH.
         MA’RIFAT, HAKIKAT, TAREKAT DIAKSES dengan alat epistemologis PANCAINDERA AKAL-RASA-BUDI dan akhirnya PENDAKIAN SPIRITUAL sampai pada SYARIAT, yaitu DIAKSES DENGAN SEMUA ALAT EPISTEMOLOGIS MANUSIA: PANCAINDERA, AKAL, RASA, BUDI dan ini yang special yaitu HIDAYAH WAHYU untuk kemudian dimanifestasikan dalam PERILAKU…
       Itu sebabnya, bila Sholatnya bagus maka PERILAKU PASTI BAIK, SEHINGGA DARI PERILAKULAH KITA BISA MENAKAR APAKAH SESEORANG ITU SUDAH BERMANUNGGAL DENGAN TUHAN. PERILAKU adalah ibadah yang menjadi SYAHADAT manusia yang sudah mencapai taraf INSAN KAMIL, yaitu bermanunggalnya makrokosmos dengan mikrokosmos, jagad alit dan jagad gede, manunggaling kawulo kelawan gusti.

PERJUANGAN JKS



Jam’iyah kautsaran semanding dengan bimbingan bapak kholifah shiddiqiyyah Mohammad khozin dari genjong ngoro jombang, telah berusaha keras mengikuti bimbingan beliau untuk melaksanakan seruan mursyd Thoriqoh Shiddiqiyyah agar menjadi umat yang taat pada Roshululloh Muhammad SAW dan menjadi mahluk yang berTaqwa pada Alloh SWT, untuk itu dengan segenap kemampuanya lahir, batin, jiwa dan raganya untuk menegakkan Laa ilaha ilalloh dengan senantiasa mengikuti kegiatan rutin Kautsaran yang di adakan setiap hari Kamis malam jum’at, bertempat di Mushola Semanding. Walau saat ini fitnah dan gujingan yang menjatuhkan jam’iyah Kautsaran semanding tak henti hentinya, baik dari orang non warga Shiddiqiyyah atau bahkan fitnah dari warga Shiddiqiyyah sendiri yang merasa bahwa jam’iyah kautsaran Semanding adalah salah dan sesat. Namun berkat ilmu dari Mursyd Shiddiqiyyah kyai Muhammad muchtar mu’thi dan bimbingan bapak Kholifah Muhammad Khozin., jam’iyah Kautsaran semanding selalu bersemangat untuk senantiasa melaksanakan Kautsaran yang mana pada tiap hari besar Islam selalu mengadakan santunan pada kaum dhuafa, untuk melaksanakan perintah Alloh dan tuntunan Roshululloh. Walau jamiyah ini terkucilkan dengan berbagai alasan yang tak pernah ada kebenaranya namun antusias warga tak mudah tergoyahkan karena telah di landasi dengan LAA ILAAHA ILALLOH.

Selasa, 13 Desember 2011

ILMU SEJATI


Iqro’

Alloh memberikan wahyu agung kepada mahluknya dengan kalimat suci yang di lewatkan ayat Al Qur’an dalam surat AL- Alaq 1 sampai dengan 5. Dengan ayat tersebut Alloh telah mengajarkan manusia untuk mengenal manusia dan Tuhanya yang telah menciptakan semua yang ada melalui Qolam sehingga manusia dapat mengetahui yang sebelumnya tidak di ketahuinya. Banyak yang terkandung di dalam ayat tersebut hikmah dan fadzillah apabila manusia mau untuk mengamalkanya,